I. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kendal.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kendal.
5. Peraturan Bupati Kendal Nomor 52 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kendal.
6. Peraturan Bupati Kendal Nomor 108 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kendal Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan Struktural, Dan Tata Kerja Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kendal.
II. PERMASALAHAN
1. MAKRO
Manajemen mutu di bidang pelayanan publik adalah sesuatu model atau bentuk pengelolaan pelayanan publik yang disediakan oleh lembaga pemerintahan dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat atas layanan yang diperlukan.
Era global dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat saat ini menjadikan intensitas tantangan pelayanan publik cenderung semakin meningkat dan komplek. Mutu dari pelayanan publik diharapkan bisa menghasilkan pelayanan yang :
1. Lebih baik , yaitu pelayanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pelayanan-pelayanan yang dilakukan sebelumnya.
2. Lebih murah, yaitu proses yang lebih efisien sehingga menghasilkan pelayanan yang lebih terjangkau dilihat dari segi biaya dengan tetap mempertahankan keefektivitasannya.
3. Lebih cepat, yaitu pelayanan yang lebih cepat bagi pelanggan tanpa mengabaikan standar dan prosedur yang ada.
Salah satu tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah menurut UU No. 24 Tahun 2007 adalah Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
Kejadian bencana yang semakin masif menuntut BPBD untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam penanggulangan bencana untuk mengurangi resiko yang di sebabkan oleh bencana tersebut. Quick respon sangat berperan penting dalam tahap pra bencana, tanggap darurat serta pasca bencana. Jaminan keselamatan masyarakat merupakan hal yang ditidak bisa di tawar dalam proses penanggulangan bencana. Quick Respon dalam penanggulangan bencana merupakan komitmen penting karena bencana tidak dapat diprediksi kapan dan bagaimana bencana akan terjadi, Quick Respon inilah yang menjadi patokan standard mutu dalam penanggulangan bencana.
Permasalahan penanggulangan bencana dapat dilihat dari dua perspektif, makro dan mikro. Permasalahan makro meliputi aspek kebijakan, sumber daya, dan koordinasi antar pihak, sementara permasalahan mikro fokus pada penanganan langsung di lapangan dan kebutuhan masyarakat terdampak.
Permasalahan Makro Penanggulangan Bencana :
• Kebijakan dan Regulasi :
Ketidakjelasan dan kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah, serta kurangnya regulasi yang kuat dalam penanganan bencana menjadi tantangan utama.
• Sumber Daya :
Keterbatasan personel penanganan bencana, anggaran, dan sarana prasarana yang memadai, termasuk kurangnya akses informasi dan peringatan dini, menjadi kendala.
• Koordinasi :
Kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat lokal, serta kurangnya sinergi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana.
• Dampak Ekonomi Makro :
Bencana dapat menyebabkan penurunan produksi, gangguan rantai pasok, dan peningkatan pengangguran, yang berdampak pada perekonomian nasional, khususnya di negara-negara berkembang.
2. MIKRO
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU 24/2007). Ada 3 (tiga) tahap dalam penanggulangan bencana yaitu pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Dalam tahap pra bencana meliputi pencegahan, pengurangan dampak bencana dan kesiapsiagaan. Dalam tahap terjadi bencana meliputi tanggap bencana dan tahap pasca bencana meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi.
Data yang akurat dan cepat saat bencana terjadi dibutuhkan agar penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan cepat, tepat, terkoordinasi dan menyeluruh dengan instansi-instansi pemerintah yang terkait. Hal ini sangatlah diperlukan untuk koordinasi penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal. Tujuan utama penanggulangan bencana adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dan menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh (UU No. 24, 2007).
Dunia kebencanaan pun tidak lepas akan teknologi yang melibatkan teknologi informasi dan media sosial. Peran teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga memberikan manfaat besar dalam percepatan informasi dan akurasi data dalam pengambilan keputusan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal serta kesiapsiagaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana
Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan penanggulangan bencana adalah sebagai berikut:
1. Belum lengkapnya database kebencanaan yang tersusun secara rinci dan akurat.
2. Belum optimalnya pelaporan kejadian bencana di BPBD Kabupaten Kendal
3. Masih rendah nya kualitas sumber daya manusia dalam penanganan bencana
4. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung penanganan bencana
5. Masih tinggi nya ego sektoral di masing–masing instansi/OPD dalam penanganan bencana
III. ISU STRATEGIS
GLOBAL
Isu global penanggulangan bencana meliputi beberapa aspek penting, antara lain perubahan iklim dan dampaknya pada peningkatan risiko bencana, pentingnya kesadaran masyarakat dan budaya sadar bencana, serta peran kolaborasi lintas negara dan lembaga dalam mengurangi risiko dan meningkatkan respons terhadap bencana. Perubahan iklim, misalnya, meningkatkan intensitas ancaman bencana seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Berikut adalah beberapa isu global penanggulangan bencana :
1. Perubahan Iklim dan Dampaknya :
• Peningkatan Risiko Bencana :
Perubahan iklim, seperti pemanasan global, menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas berbagai bencana alam, seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan gelombang panas.
• Naiknya Permukaan Air Laut :
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di kutub, yang berakibat pada naiknya permukaan air laut dan mengancam daerah pesisir.
• Krisis Air Bersih :
Perubahan iklim dapat mengganggu siklus air, menyebabkan kekeringan dan krisis air bersih di beberapa wilayah.
2. Budaya Sadar Bencana dan Ketahanan Masyarakat :
• Kurangnya Kesadaran :
Banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran dan pengetahuan yang memadai tentang risiko bencana, yang menyebabkan kurangnya kesiapsiagaan dan ketahanan.
• Pentingnya Mitigasi :
Upaya mitigasi, seperti perencanaan tata ruang yang baik, pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, dan sosialisasi kepada masyarakat, sangat penting untuk mengurangi risiko bencana.
3. Peran Kolaborasi Lintas Negara dan Lembaga :
• Solidaritas Global :
Bencana besar, seperti tsunami, membutuhkan solidaritas global dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan koordinasi internasional.
• Kerjasama Antar Lembaga :
Koordinasi yang efektif antara berbagai lembaga, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil, sangat penting untuk meningkatkan respons dan mitigasi bencana.
• Pentingnya Standardisasi :
Adanya Standard Operasional Prosedur (SOP) dan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang jelas akan memudahkan koordinasi dan pelaksanaan penanggulangan bencana.
4. Tantangan dalam Penanggulangan Bencana :
• Belum Adanya SOP dan RPB :
Kurangnya SOP dan RPB yang jelas dapat menghambat efektivitas penanggulangan bencana.
• Kurangnya Sumber Daya :
Terkadang, keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun manusia, menjadi kendala dalam pelaksanaan penanggulangan bencana.
• Keterbatasan Akses :
Di beberapa wilayah, akses ke lokasi bencana dapat menjadi tantangan, terutama di daerah terpencil atau yang terdampak bencana besar.
NASIONAL
Isu nasional penanggulangan bencana di Indonesia mencakup beberapa hal, antara lain :
1. Kurangnya Budaya Sadar Bencana dan Ketahanan Masyarakat :
Banyak masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran yang kuat terhadap ancaman bencana dan belum memiliki kemampuan yang memadai untuk bertahan hidup saat terjadi bencana.
2. Dampak Perubahan Iklim :
Perubahan iklim global, seperti peningkatan suhu, peningkatan curah hujan ekstrem, dan perubahan pola cuaca, menyebabkan peningkatan intensitas dan frekuensi ancaman bencana alam, seperti banjir, longsor, dan kekeringan.
3. Kurangnya SOP Penanggulangan Bencana :
Belum adanya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk penanggulangan bencana dapat menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas, koordinasi antar pihak, dan pengambilan keputusan saat terjadi bencana.
4. Penanganan Keadaan Darurat :
Isu penting lainnya adalah efektivitas penanganan keadaan darurat, termasuk kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan logistik.
5. Rehabilitasi dan Rekonstruksi :
Penanggulangan bencana tidak hanya meliputi penanganan keadaan darurat, tetapi juga rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, yang meliputi pemulihan infrastruktur, perekonomian, dan kehidupan sosial masyarakat.
6. Pengaruh Lingkungan :
Beberapa studi menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan yang tidak baik dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana alam, seperti erosi tanah, banjir, dan longsor.
7. Sistem Peringatan Dini :
Peningkatan kualitas sistem peringatan dini, seperti peringatan dini gempa bumi dan tsunami, sangat penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk mengungsi dan menghindari dampak buruk bencana.
8. Integrasi dalam Pembangunan :
Penanggulangan bencana harus diintegrasikan dalam dimensi pembangunan, seperti perencanaan tata ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana.
9. Keterpaduan :
Penanggulangan bencana membutuhkan keterpaduan antar sektor, termasuk pemerintah, masyarakat, dan swasta, serta kerja sama antar wilayah.
10. Inovasi dan Teknologi :
Penerapan inovasi dan teknologi, seperti pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dapat meningkatkan efektivitas penanggulangan bencana, terutama dalam hal koordinasi, komunikasi, dan pemantauan.
LOKAL
Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Kendal, antara lain sebagai berikut :
1. Belum lengkapnya database kebencanaan yang tersusun secara rinci dan akurat;
2. Belum optimalnya pelaporan kejadian bencana di BPBD Kabupaten Kendal;
3. Masih rendah nya kualitas sumber daya manusia dalam penanganan bencana;
4. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung penanganan bencana;
5. Masih tinggi nya ego sektoral di masing–masing instansi/OPD dalam penanganan bencana.
IV. METODE PEMBAHARUAN
A. Kondisi sebelum adanya Aplikasi SIAGA BPBD, adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan respon masih lambat karena laporan bencana kurang lengkap;
2. Format pelaporan bencana kurang lengkap;
3. Data dukung terkait penanganan bencana tidak terdokumentasi dengan baik;
4. Belum terdapat database kebencanaan secara lengkap;
5. Masyarakat susah mendapat info kebencanaan;
6. Masyarakat atau perangkat desa mengirim laporan tertulis ke kantor BPBD;
7. Data dan pelaporan bencana di cetak pada kertas sebagai laporan;
8. Masyarakat memerlukan biaya transport dan ATK dalam melaporkan kejadian bencana.
B. Kondisi setelah adanya Aplikasi SIAGA BPBD, adalah sebagai berikut :
1. SOP pelaporan bencana dengan SIAGA BPBD dipahami oleh Pusdalops;
2. Format pelaporan di lengkapi data dukung dan dokumentasi;
3. Data dukung penanganan bencana disimpan melalui SIAGA BPBD;
4. Pelaporan bencana melalui SIAGA BPBD otomatis akan menjadi database kebencanaan yang tersimpan pada Web SIAGA BPBD;
5. Masyarakat dapat mendapat informasi kebencanaan secara cepat dan realtime;
6. Masyarakat dapat melaporkan kejadian bencana secara langsung dari tempat kejadian;
7. Data dan pelaporan bencana tersimpan pada server sehingga tidak perlu di cetak;
8. Masyarakat dapat menghemat biaya transport dan ATK dalam melaporkan kejadian bencana.
V. KEUNGGULAN / KEBAHARUAN
Keunggulan / kebaharuan inovasi ini adalah :
1. Inovasi ini di bagi menjadi dua yaitu untuk web dan aplikasi android;
2. Aplikasi android SIAGA BPBD dapat langsung di download masyarakat lewat playstore;
3. Mempermudah masyarakat dalam melaporkan kejadian bencana maupun mendapatkan berbagai informasi kebencanaan secara update dan realtime;
4. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana lewat info – info yang di terima lewat aplikasi SIAGA BPBD;
5. Untuk versi web dapat di akses oleh OPD terkait sebagai sub admin;
6. Versi web dapat di jadikan untuk pemantauan kejadian bencana, penanganan bencana dan data kebencanaan dapat tayang secara real time pada dashboard untuk Stakeholder terkait dalam pengambilan keputusan terkait penanganan bencana.
VI. CARA KERJA INOVASI
a. Masyarakat mendownload aplikasi SIAGA BPBD melalui playstore;
b. Masyarakat mengisi e mail dan no telp untuk verifikasi akses;
c. Masyarakat langsung dapat memanfaatkan semua info dan fitur pada aplikasi SIAGA BPBD;
d. Info cuaca, info gempa, berita update, laporan harian pusdalops, info curah hujan, ketinggian muka air dan pantauan CCTV bendung di Kabupaten Kendal dapat di pantau oleh masyarakat secara real time lewat aplikasi SIAGA BPBD;
e. Masyarakat dapat melaporkan kejadian bencana di tempat kejadian disertai dokumentasi kejadian, masyarakat juga dapat mengaktifkan tombol panic button jika sewaktu – waktu mengalami kejadian bencana dan membutuhkan penanganan darurat.
VII. TUJUAN
1. Terbentuknya suatu aplikasi pelaporan bencana secara langsung dari masyarakat disertai data dan foto dengan smartphone;
2. SIAGA BPBD sudah bisa di download masyarakat luas lewat smartphone untuk menyampaikan laporan kejadian bencana;
3. SIAGA BPBD bisa menjadi aplikasi yang berisi informasi – informasi kebencanaan secara real time;
4. SIAGA BPBD menyediakan info curah hujan, ketinggian muka air dan pantauan CCTV bendung di Kabupaten Kendal;
5. Kumpulan laporan bencana dapat menjadi database kebencanaan yang rinci dan sistematis;
6. Kejadian bencana, penanganan bencana dan data kebencanaan dapat tayang secara real time pada dashboard Pusdalops BPBD dan Stakeholder terkait.
VIII. MANFAAT
Manfaat yang di dapat dari penerapan Aplikasi SIAGA BPBD adalah:
1. Manfaat untuk Organisasi :
a. Meningkatkan rasa kepercayaan publik terhadap pemerintah;
b. Terbangunnya sistem penanganan bencana yang lebih optimal dalam pelayanan bagi masyarakat;
c. Memberikan data kepada pimpinan sebagai bahan pengambilan keputusan;
d. Memberikan informasi kinerja dan data laporan kejadian bencana dalam database kebencanaan yang ada di server BPBD;
e. Sebagai bahan koordinasi antar instansi / OPD yang terlibat dalam penanganan bencana.
2. Manfaat untuk Pemangku Kepentingan :
a. Meningkatkan kepercayaan publik terdapat pemangku kepentingan;
b. Sebagai bahan masukan bagi kebijakan pemulihan pasca terjadi bencana;
c. Merencanakan pemetaan dan analisa kerentanan daerah terdampak bencana;
d. Para pemangku kepentingan dapat melihat secara langsung laporan kejadian bencana dan upaya yang sudah dilakukan.
3. Manfaat untuk Pelaku Usaha :
a. Sebagai bahan pengambil keputusan untuk terlibat dalam tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR);
b. Menimbulkan rasa aman karena laporan nya akan di tindak lanjuti secara cepat;
c. Sebagai pemetaan daerah rawan bencana.
4. Manfaat untuk Akademisi :
a. Sebagai bahan penelitian bagi akademisi tentang risiko, bahaya, kerentanan dan kapasitas suatu daerah terhadap bencana;
b. Dapat membuat peta kajian daerah rawan bencana.
5. Manfaat untuk Media Massa :
a. Sebagai salah satu bahan pemberitaan dan informasi tentang kejadian bencana;
b. Dapat ikut berperan aktif dalam pengurangan risiko bencana suatu daerah melalui pemberitaan nya.
6. Manfaat secara Ekonomi :
a. Bisa memberikan rasa aman terhadap suatu daerah rawan bencana;
b. Dapat menaikkan indek ketahanan daerah sehingga investor akan percaya untuk masuk;
c. Efisien dalam waktu dan biaya dalam penanganan bencana.
7. Manfaat Ekonomis bagi BPBD dengan adanya Penerapan Aplikasi SIAGA BPBD
Manfaat secara ekonomi yang dapat di peroleh oleh BPBD Kabupaten Kendal dengan adanya inovasi ini yaitu dapat menghemat anggaran kegiatan, sehingga dapat membantu efisiensi anggaran.