Loading...
Lihat Inovasi Lain


KAPIRAN (KEPATUHAN MINUM OBAT RUTIN) DI PUSKESMAS SUKOREJO II

PUSKESMAS SUKOREJO 02

Berdasarkan Surat edaran nomor : 072.3/0162/Baperlitbang tahun 2021 tentang inovasi perangkat daerah puskesmas melaksanakan inovasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kendal melalui "öne agency one innovation". Penyakit Tidak Menular (PTM) atau biasa juga disebut sebagai penyakit degenerative. Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global, merupakan jenis penyakit yang tak bisa ditularkan oleh penderita ke orang lain, jenis penyakit ini berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang saat ini menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penderita PTM di Puskesmas Sukorejo II terutama penyakit DM dan Hipertensi dari waktu ke waktu semakin bertambah. Oleh sebab itu salah satu upaya Puskesmas untuk meningkatkan kualitas hidup para penderita PTM agar lebih optimal yaitu dengan mengadakan kegiatan  Prolanis. PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Tujuan PROLANIS adalah Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.Sasaran PROLANIS adalah Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakitkronis (Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi) Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Kegiatan Prolanis yang sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Sukorejo II sudah berjalan dengan baik tetapi ada beberapa hal yang masih bisa ditingkatkan dan diperbaiki. Permasalahan seperti kepatuhan minum obat peserta prolanis belum termonitoring sehingga tingkat keberhasilan pengobatan belum maksimal. Perubahan jadwal kegiatan Prolanis terkadang membuat peserta tidak hadir karena kurangnya informasi. Metode yang digunakan dalam inovasi ini adalah dengan mengumpulkan dan mengidentifikasi data penderita HT dan DM, selanjutnya membuat kartu kendali.  Kemudian dilanjutkan dengan melakukan sosialisai dan simulasi penggunaan kartu kendali dan melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan. Hipertensi dan diabetes melitus adalah penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang dan pemantauan ketat. Sayangnya, banyak pasien mengalami ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat secara rutin, yang dapat memperburuk kondisi mereka dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung. Berdasarkan permasalahan tersebut, inovasi "KAPIRAN" dirancang untuk membantu pasien mematuhi jadwal minum obat secara rutin, dengan metode yang mudah dipahami, terjangkau, dan dapat diterapkan baik di fasilitas kesehatan maupun di lingkungan rumah.
Menekan atau menurunkan angka HT dan DM di wilayah Puskesmas Sukorejo II Meningktkan kesadaran peserta Prolanis tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan HT dan DM Meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat secara teratur. Membantu tenaga kesehatan dalam memantau kepatuhan pengobatan pasien. Menurunkan angka komplikasi akibat ketidakpatuhan pengobatan pada pasien hipertensi dan diabetes melitus.
Pasien dengan penyakit kronis (hipertensi & diabetes melitus). Keluarga pasien yang turut berperan dalam pengawasan pengobatan. Tenaga kesehatan (perawat, bidan, kader kesehatan) di fasilitas pelayanan primer.
Sederhana dan terjangkau, bisa digunakan tanpa teknologi digital. Visual dan interaktif, cocok untuk lansia dan masyarakat awam. Dapat dikembangkan menjadi aplikasi digital di masa depan. Fleksibel digunakan baik di rumah, klinik, maupun posyandu.